Warta Uncen

RAKER UNCEN 2024 : “HARAPAN KETUA SENAT, UNCEN HARUS BENAHI DIRI”

SORONG, 21 Ferbuari 2024. Rapat Kerja Universitas Cenderawasih Tahun 2024 berlangsung 2 hari 21-22 Februari Di Kota Sorong Papua Barat Daya. Pada hari pertama raker  diisi dengan beberapa sambutan dan arahan, salah satunya adalah dari  Ketua Senat Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA.

Prof. Kambuaya mengatakan bahwa raker tahun ini bertempat di hotel Aston  kota Sorong yang merupakan lintas provinsi yaitu Provinsi Papua Barat, dilaksanakan raker dengan maksud supaya kita bisa fokus menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di Universitas ini.

Sebagai ketua senat, Prof. Kambuaya mengingatkan bahwa begitu banyak peluang yang dihadapai Uncen, yang harus dikerjakan berhubungan dengan pengembangan Uncen ke depan. Dengan tema rapat kerja (Raker) “Transformasi Universitas Cenderawasih Sebagai PTN BLU Yang Produktif Melalui Penganggaran Berbasis IKU” ada tantangan yang akan dihadapi Uncen,

Dari tema itu, harapan Ketua Senat bagi semua civitas akademik bahwa jangan kita bekerja dengan gaya Satker padahal kita sudah BLU. Karena itu rapat ini sangat penting dan merupakan rapat pertama  yang dilaksanakan Uncen dari status Satker ke status BLU. BLU secara sederhana adalah perguruan tinggi yang sudah memiliki sedikit fleksibilitas untuk mengelola organisasi terutama pengelolaan anggaran dan keuangan.

Uncen harus bertransformasi, dimana transformasi itu dalam segala hal untuk menjawab tantangan-tantangan yang akan dihadapi. Pertama, transformasi mindset SDM dalam pelayanan universitas ke depan. Kedua, setelah raker harus membenahi tata kelola dimulai dengan memperbaiki tata komunikasi yang baik dalam operasional kampus, membenahi tata kelola yang bersih dan tata kelola yang taat hukum merupakan hal penting dalam pengembangan perguruan tinggi. Ini merupakan mindset organisasi yang masih bekerja dengan menggunakan Statuta dan OTK yang lama. Dalam rapat kerja hari ini Statute dan OTK harus sudah ada perubahan., tegasnya.

Transformasi institusi kelembagaan universitas harus dikerjakan, transformasi dalam hal kerja Tridaharma Perguruan Tinggi. Beliau mengingatkana bahwa rapat kerja hari ini bukan datang melapor-melapor saja dan jangan rapat hanya sekedar rapat-rapat saja tapi dengan adanya perubahan Uncen menjadi BLU banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikan. Pimpinan Universitas, pimpinan fakultas, pimpinan jurusan, pimpinan program studi dan unit-unit  harus diskusikan untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut, Kalau OTK menjadi penghambat harus diusahakan buat SOP yang jelas dan semua orang bekerja bersadarkan SOP.

Transformasi yang terdapat pada tema itu penting, peluang itu banyak hal yang harus dibuat oleh universitas, buat program-program sesuai IKU, program seperti apa dan harus mencapai IKU. Jangan bikin biasa-biasa, dana terbatas, SDM terbatas dan buat program yang jelas supaya IKU bisa tercapai dan smart kampus tersebut harus diwujudkan dalam kegiatan yang match atau link  dengan sasaran sehingga rencana dalam satu sesmester ini apa yang bisa dibuat, IKU bisa tercapai atau tidak.

Berbagai masalah mengakar  diantaranya kepemimpinan yang tidak kondusif dan komunikatif, pengelolaan kepegawaian hingga pengelolaan aset tak memadai. Ketentuan belum ada, penyalahgunaan wewenang hingga berakar pada perilaku tidak terpuji. Untuk itu, Ketua Senat menyampaikan, solusi mengatasi persoalan itu bisa dimulai dari penerapan dan pemahaman nilai, perilaku dan budaya. Memotivasi setiap keputusan dan tindakan diambil. Berfokus pada nilai memungkinkan kita untuk memahami dan menafsirkan perilaku. Ini bukan hanya dosen tapi juga pegawai, pegawai harus segera menyesuaikan diri.

Selesai raker segera harus ada perubahan pelayanan akademik, pelayanan kepegawaian, staf-staf yang lambat harus segera digantikan atau ditertibkan, semua orang harus kerja cepat dan kerja smart. Jangan main-main jaga lembaga ini, lembaga tertua di tanah ini.  Indonesia belum masuk di tanah ini lembaga ini sudah ada dengan dua misi yaitu MISI POLITIK dan MISI KEMANUSIAAN.

Misi politik sudah selesai, Indonesia menunjukan keseriusan membangun papua dengan membuat Lembaga Pendidikan menjadi orang papua pintar. Berikutnya adalah misi kemanusian yang menjadi tanggungjawab kita untuk menjadikan manusia atau orang papua yang berharga, berguna dan berdaya guna di tanah papua, Ini tanggungjawab yang berat.

Prof. Kambuaya kemudian berbagi pengalaman ketika menjadi rektor dan berkunjung ke  Pegunungan Bintang bersama dengan Prof. Fredrik Sokoy. Saat itu, ada seorang warga Pegunungan Bintang mengatakan bahwa dulu kita mendengar burung Cenderawasih hanya ada di Jayapura (Provinsi Papua) tapi sekarang  burung Cenderawasih sudah terbang kemana-mana.

Dimasa kepemimpinannya, pernah ada seorang Dirjen melarang untuk tidak membuka kampus lain, tapi Prof. Kambuaya waktu itu mengatakan bahwa harus membuka kelas dimana-dimana karena itu hak uncen untuk membuat orang papua pintar.

Universitas Cenderawasih bertanggungjawab untuk tanah papua, maka harus buka kelas dimana-mana. Lulusan belum mendapat pekerjaan tidak apa-apa, yang terpenting mereka tidak dibodoh-bodohi dan mereka jangan ditipu. Sehingga dari Dirjen saat itu memberikan semacam kebijakan khusus untuk Papua. Uncen boleh buka kelas di Wamena, Manokwari, Sorong dan seluruh Papua. Adalah sebuah kesalahan kalua Uncen membuka kelas di luar Papua.

Uncen harus mulai benahi diri, mengambil peluang, mengambil kesempatan dan membuat terang universitas dengan menerapkan konsep good university, good governance yang erat berkaitan dengan penguatan tata kelola dan SOP yang berujung pada penguatan internal control. ***

(NH; PW)

 

Loading