Warta Uncen

Pemberdayaan Kelompok Tani Berbasis Usaha Pengolahan Singkong Menjadi Tepung Tapioka Guna Meningkatkan Ekonomi Masyarakat dan Ketahanan Pangan di Arso IV dan V Papua

Program Kemitraan Masyarakat,  Direktotat Riset dan Pengabdian Masyarakat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tahun 2021

Tim Pelaksana Program Studi Biologi FMIPA Universitas Cenderawasih:

  1. Arsyam Mawardi, S.Si, M.Si (Ketua), 2. Drs. I Made Budi, M.Si (Anggota)

Singkong merupakan salah satu pangan lokal di Papua yang dibudidayakan sebagai upaya untuk menjamin ketahanan pangan tingkat desa, kecamatan dan kabupaten. Hingga kini, teknologi yang dibutuhkan dalam mengolah singkong di Papua menjadi tepung tapioka masih sangat terbatas, sehingga kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini merupakan alternatif solusi konkrit untuk mengatasi permasalahan kelompok masyarakat, tak terkecuali masyarakat yang menjadi mitra kami. Pada program ini kami menjalin kemitraan dengan kelompok masyarakat yang produksinya belum mendapatkan hasil optimal karena produk singkong hasil panen hanya mampu dijual secara umum yang nilai ekonominya cukup rendah. Mitra kami berada di Arso IV dan V kabupaten Keerom provinsi Papua yang merupakan bagian dari anggota kelompok tani singkong. Kelompok tani tersebut belum mampu memproses dan mengolah singkong menjadi tepung tapioka yang memiliki prospek ekonomi yang tinggi, sebab mitra kami memiliki pemahaman yang minim terkait pengolahan singkong, dan ketiadaan teknologi yang tepat. Pendampingan dalam membuat olahan singkong akan memberikan nilai tambah dan meningkatkan produktivitas ekonomi masyarakat sekaligus terpenuhinya diversifikasi pangan lokal untuk mengurangi ketergantungan pangan dari luar Papua. Tidak hanya dalam bidang produksi, kami juga memberikan pelatihan bagaimana agar mitra dapat melakukan manajemen usaha yang baik, serta bisa memasarkan produknya melalui media sosial.

Berbagai upaya sudah mereka lakukan selama ini namun hasilnya belum maksimal. Sebagai sebuah kelompok tani, mitra kami memiliki keterbatasan dalam melakukan pengolahan singkong dan kreasi olahan produk turunan yang bisa langsung dijual kepasaran, dimana harga jual singkong ternyata tidak menghasilkan keuntungan yang diharapkan, dikarenakan pengeluaran biaya, tenaga dan waktu yang telah digunakan selama proses penanaman sampai panen singkong justru lebih besar.

Kelompok tani di Arso IV dan V yang menjadi mitra kegiatan Program Kemitraan Masyarakat ini pernah mencoba mengolah singkong menjadi keripik singkong   tapi hasilnya tidak maksimal dan banyak kompetitor, sehingga tidak laku terjual.  Jika tetap bertahan dengan pengolahan singkong menjadi keripik di tengah banyaknya kompetitor, maka hasilnya tidak maksimal. Pendapatan mitra menurun sehingga tidak mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Pendapatan petani masih bisa ditingkatkan jika diberikan terobosan berupa pemahaman dan pemberian pendampingan dan pelatihan penggunaan teknologi yang tepat. Singkong akan dapat diproses menjadi tepung tapioka dengan teknologi yang baik dan nilai jual lebih tinggi, bahkan berpotensi menghasilkan produk turunan aneka makanan lainnya.

Selain persoalan pengetahuan dan teknologi yang minim, persoalan lainnya adalah kelompok mitra sulit menentukan harga jual produk olahannya karena kurangnya pemahaman tentang proses perhitungan harga pokok produksi, menentukan harga jual hingga proses memasarkan hasil produknya melalui media sosial. Mereka tidak dapat menganalisa dengan benar biaya dan modal yang dikeluarkan dalam produksi. Sehingga dalam menentukan harga jual hanya mengacu pada kekuatan pasar yaitu permintaan dan penawaran.

Kami terpanggil untuk memecahkan masalah mitra secara komprehensif, tuntas, dan berkelanjutan dan menginspirasi kelompok masyarakat lainnya. Kegiatan Program Kemitraan Masyarakat dikemas pada pada dua inti kegiatan, yaitu 1) praktek pengolahan singkong menjadi tapioka dengan teknologi tepat guna dan 2) pelatihan manajemen produksi dan kewirausahaan.

Hari pertama, Rabu 30 Juni 2021, mitra kelompok tani singkong diajarkan penggunaan teknologi pengolah singkong, dilatih keterampilan/ hard skill penerapan dan perawatan teknologi, pembentukan mindset dan penguatan jiwa bisnis sehingga kelompok tani menjadi mandiri secara ekonomi dan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Pelatihan dan pendampingan pengolahan singkong menjadi tepung tapioka, agar mitra memiliki keterampilan pengolahan singkong dengan hasil dan mutu yang berkualitas. Pada tahap ini dilakukan demo langsung dengan bahan dan alat yang sudah disediakan. Proses pembuatan tepung tapioka dikerjakan dengan teknologi yang tepat.

Gambaran iptek yang diimplementasikan pada mitra sasaran kelompok tani yakni menggunakan teknologi mesin hasil kerjasama dengan CV Made Mulya Asih Jayapura, Papua. CV Made selama ini telah berpengalaman dan menjadi tim praktisi dalam upaya diversifikasi pangan, serta memiliki rekam jejak yang baik dalam menciptakan teknologi mesin pengolah beberapa pangan lokal papua. Teknologi tersebut telah kami aplikasikan pada singkong untuk diolah menjadi tepug tapioka bermutu dan berkualitas. Melalui penggunaan teknologi yang baik dan tepat dalam pengolahan singkong menjadi tepung tapioka, program PKM ini mampu menjadi alternatif solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh kelompok mitra.

Hari kedua (Kamis, 1 Juli 2021) bertempat di Co-Working Space Garap, Kotaraja, Jayapura dilangsungkan pelatihan kewirausahaan dan manajemen produksi. Pendampingan tersebut meliputi pelatihan membuat pembukuan sederhana untuk menentukan modal dan harga jual produk hasil olahan singkong menjadi tepung tapioka yang   telah dibuat. Diajarkan pula bahwa dalam penentuan harga harus mempertimbangkan biaya bahan baku, tenaga kerja, serta overhead pabrik. Sementara itu, untuk kegiatan pemasaran produk kami memberikan pelatihan optimalisasi media sosial berupa instagram dan facebook untuk memasarkan produk. Aktivitas pemasaran internet (online marketing) dipahamkan kepada mitra sebagai  suatau kegiatan yang berkelanjutan. Dengan karakter media yang khas, disajikan pelatihan mengoptimalkan media promosi fanspage facebook dan instagram sebagai salah satu teknik digitalisasi marketing melalui Online Social Marketing sebagai media untuk mempromosikan produk.

Evaluasi kegiatan dilakukan dengan memantau, mengarahkan dan melihat perkembangan kegiatan sasaran setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan. Diberikan kuesioner untuk mengukur tingkat keberhasilan dan kepuasan mitra. Adapun keberlanjutan pelaksanaan program setelah selesainya kegiatan PKM ini, akan tetap dijaga kontinyuitasnya dimana kelompok mitra akan diproyeksikan sebagai kelompok binaan sehingga mitra dapat bekerja mandiri dan menghasilkan pendapatan sendiri yang pada akhirnya meningkatkan perekonomian masyarakat.

(Publish by HH)

 

 

Loading

Tags