Warta Uncen

Workshop Kewirausahaan Universitas Cenderawasih

Bidang Kemahasiswaan pada Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Cenderawasih melaksanakan Workshop Kewirausahaan bagi peserta beasiswa Bidikmisi. Kegiatan ini berlangsung di Auditorium Uncen, Rabu, 23 Oktober 2019.

Workshop dengan tema “ Peluang dan Tantangan Berwirausaha Di Era Revolusi Industri 4.0” dibuka oleh Pembantu Rektor I Dr. Onesimus Sahuleka, S.H., M.Hum yang mengatakan bahwa Revolusi Industri 4.0 menjadi tantangan besar bagi generasi saat ini. Mahasiswa dituntut untuk memahami teknologi dengan baik karena dalam industri teknologi terus berkembang.

Dalam berwirausaha teknologi juga berperan, sehingga sejak beberap tahun lalu sudah ada mata kuliah kewirausahaan yang wajib bagi seluruh mahasiswa. Wirausaha bukan hanya diajarkan pada Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis tetapi diajarkan pada semua fakultas sebagai ilmu yang dapat memberikan peluang bagi setiap orang untuk dapat berwirausaha, ungkap Dr. Ones.

Setiap tahun Uncen menghasilkan ribuan sarjana dengan berbagai disiplin ilmu, perguruan tinggi swasta juga menghasilkan ribuan lulusan namun lapangan kerja yang tersedia sangat terbatas, maka wirausaha akan menjadi solusi untuk dapat menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan pendapatan. Menurut Ones sudah banyak mahasiswa yang masih aktif kuliah tapi sudah punya usaha, oleh karena itu workshop ini akan menjadi suatu motivasi bagi generasi muda untuk tidak menatap pegawai negeri menjadi primadona, namun menjadi pengusaha dan menciptakan lapangan kerja akan membantu orang lain.

Remuz M.B.Kmurawak, S.T.,M.T adalah dosen uncen di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam memberikan materi tentang Pemanfaatan Content Management System E-Commerce Sebagai Media Pemasaran Produk Lokal Papua. Materi ini lebih ke arah internet yang akan digunakan untuk menjalankan usaha dan mengembangkan usaha tersebut. Revolusi Industri 4.0 ini teknologi yang digunakan sudah semakin modern, Internet dan dunia maya akan mempengaruhi pengembangan usaha. Saat ini gadget sudah berperan sehingga komunikasi sudah sangat mudah yang didukung oleh network yang memadai.

Saat ini setelah media sosial digunakan untuk mengekspos berbagai hal yang menggambarkan dan menjelaskan apa yang dilakukan seseorang dalam aktivitasnya dan berkomunikasi dengan orang lain, medsos sudah menjadi media pemasaran hasil usaha yang dibangun. Jual beli online saat ini sudah sangat popular yang memudahkan produsen menemukan pasar, dan konsumen juga mudah untuk mencari produk yang dibutuhkan.

Remuz yang berlatar pendidikan teknik dan mendalami bidang IT mengharapkan para mahasiswa untuk tekun dalam belajar. Memahami informasi teknologi selain dari ilmu pengetahuan akan menjadi modal dasar yang sangat besar manfaatnya dalam berwirausaha,tegas Remuz. E-commerse yang berkembang pesat membuat banyak mall atau supermarket yang tutup. Karena berbagai unicorn seperti bukalapak, tokopedia, dan beberapa media e-commerce lainnya sudah memudahkan konsumen.

Revolusi Industri 4.0 memilki dampak negatif yaitu banyak pekerjaan tidak menggunakan tenaga manusia. Hanya ada seorang operator yang mengoperasikan mesin untuk bekerja yang biasanya dikerjakan oleh banyak tenaga manusia. Remuz juga berharap generasi muda tidak salah menggunakan sosial media namun memanfaatkannya dalam mengembangkan potensi yang dimilki.

Pemateri lainnya ada Prof.Dr. Yohanis Rante,S.E., M.Si Direktur Pascasarjana Uncen juga seorang wirausaha. Prof. Rante memberikan materi tentang “ Berwirausaha Bagi Generasi Milenial Papua Berbasis Kearifan Lokal ”. Sebagai seorang dosen dan juga pebisnis karena memiliki beberapa usaha seperti toko, perumahan sewa, peternakan dan perikanan, Prof. Rante menjelaskan bahwa menjadi pengusaha dapat menambah penghasilan dan dapat memenuhi kebutuhan yang sangat tidak mungkin dipenuhi dengan penghasilannya sebagai pegawai negeri.

Prof. Rante menjelaskan kalau ada potensi yang dimiliki yang memungkinkan untuk dimanfaatkan untuk peluang usaha, maka  harus ada keberanian untuk mengelola, tekun dan serius. Pemahaman akan bagaimana berwirausaha dengan teknologi apa saja yang berperan dalam usaha yang akan dijalankan harus juga dipahami.  Usaha produk kuliner yang unik misalnya, pemasaran lewat informasi digital akan menjadi layanan yang digemari produsen dan konsumen. Potensi lain yang dimliki adalah ada lahan yang cukup untuk berternak ayam petelur karena kebutuhan akan telur yang sangat besar oleh masyarakat. Lahan itu juga bisa dimanfaatkan untuk bertambak ikan, karena kebutuhan masyarakat akan  ikan air tawar cukup besar. Banyak potensi yang bisa dimanfaatkan, untuk itu harus dibekali dengan ilmu dan teknologi.

Drs. I Made Budi, M.Si dosen dan peneliti di FMIPA Uncen membawakan materi “Pemanfaatan SDA Dalam Berwirausaha Bagi Mahasiswa”. Sebagai seorang dosen yang harus melakukan penelitian utuk pengembangan ilmu pengetahuan, Dr. Made menemukan banyak sumber SDA yang dapat dijadikan objek untuk berwirausaha. Buah Merah dan Buah Coklat merupakan contoh SDA yang dimanfaatkan olehnya untuk berwirausaha.

Dari penelitian yang terus dilakukannya Made Budi sudah membuat mesin-mesin pengolahan buah merah dan coklat menjadi produk-produk obat dan makanan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Dengan usaha yang dilakukan, masyarakat yang lokal yang menjadi petani coklat sudah punya pembeli. Buah merah yang ditanam oleh masyarakat siap dibeli, begitu juga dalam pengolahan sagu  Made Budi telah menciptakan mesin pengolah sagu yang sangat membantu dalam proses awal sagu diambil dari pohonnya. Dengan memahami teknologi dan mampu menciptakan mesin atau sistem yang dapat menjadi sebuah usaha ekonomi kreatif, kata Made.

Peserta workshop yang adalah para mahasiswa Uncen dari seluruh fakultas juga diajak oleh  Made Budi untuk melihat langsung industri kecil di rumahnya yang mengolah  produk sagu, buah coklat dan buah merah serta rumput laut. Sehingga berbicara berwirausaha harus ada bukti yang akan menjadi motivasi bagi generasi berikutnya untuk memanfaatkan SDA yang tersedia dan membantu banyak orang yang berprofesi sebagai petani dan nelayan lokal. ***

(yt)

 

Loading

Tags