JAYAPURA – Universitas Cenderawasih bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyelenggarakan seminar bertema “Strategi Ketahanan Energi dan Hilirisasi Komoditas Unggulan dalam Mendukung Pembangunan di Wilayah Papua.” Universitas Cenderawasih berkolaborasi dengan Kementerian ESDM menggelar seminar di Ballroom Horison Kotaraja, Jumat, 28 November 2025. Kegiatan dihadiri unsur pimpinan universitas, narasumber ahli, serta ratusan mahasiswa dari Uncen, Universitas Ottow Geissler, dan Yapis Papua.
Hadir dalam kegiatan ini Koordinator Bidang Mitigasi Sosial dan Lingkungan Kementerian ESDM, Prof. Dr. Muhammad Nafik Hadi Ryandono, Wakil Rektor I Bidang Kemahasiswaan Uncen, Dr. Septinus Saa, S.Sos., M.Si., dan Ketua Pusat Studi Pembangunan Ekonomi Inklusif dan Pengentasan kemiskinan Uncen, Prof. Julius Ary Mollet. Para narasumber yang hadir ialah Ridha Saleh, Ir. Musa Yosep Sombule, M.Si., dan Piter Ginuni.
Septinus Saa menegaskan pentingnya literasi hilirisasi bagi generasi muda Papua agar tidak hanya menjadi penonton dalam pengelolaan sumber daya alam.
“Hilirisasi adalah gagasan yang dimulai pada masa Presiden Joko Widodo dan kini menjadi kebijakan nasional. Informasi ini harus menjangkau generasi muda sebagai tonggak penerus, khususnya di Tanah Papua. Hilirisasi penting untuk mengurangi ketergantungan ekspor bahan mentah, membuka lapangan kerja, dan memperkuat basis industri nasional. Semua ini akan tercapai jika kita memiliki pemahaman yang sama—itulah yang kita diskusikan hari ini,” ujar Dr. Septinus.
Dr. Septinus mengapresiasi dukungan Kementerian ESDM serta peran Pusat Studi Pembangunan Ekonomi Inklusif dan Pengentasan Kemiskinan Uncen yang menginisiasi pelaksanaan seminar ini. Ia mendorong mahasiswa memanfaatkan diskusi bersama narasumber untuk memperluas wawasan tentang ketahanan energi.
Prof. Dr. Muhammad Nafik Hadi Ryandono dalam sambutannya mengajak peserta mensyukuri anugerah sumber daya alam Papua sekaligus memastikan keberlanjutannya.
“Papua dianugerahi Tuhan dengan kekayaan alam luar biasa. Tugas kita adalah memanfaatkan anugerah ini untuk kesejahteraan hari ini dan masa depan, tanpa merusaknya. Mahasiswa adalah harapan peradaban; kalianlah yang akan mengelola alam di lingkungan kalian. Perguruan tinggi harus menyiapkan SDM Papua yang siap mengolahnya, dengan pendekatan sosiologis berbasis kearifan lokal,” ujar Prof. Nafik.
Prof. Nafik menekankan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi, masyarakat setempat, tokoh adat, dan pemuka agama agar pengelolaan sumber daya berlangsung sesuai etika dan prinsip keberlanjutan.
Usai pembukaan, kegiatan berlanjut dengan pemaparan materi dan diskusi interaktif bersama tiga narasumber. Pokok bahasan meliputi:
• Hilirisasi komoditas unggulan Papua dan implikasinya terhadap nilai tambah, lapangan kerja, dan daya saing industry daerah.
• Ketahanan energi daerah, mencakup strategi diversifikasi, efisiensi, dan pemanfaatan energi terbarukan yang relevan dengan kondisi Papua.
• Dimensi sosial–lingkungan dalam pengelolaan sumber daya, dengan penekanan pada pelibatan komunitas lokal serta penghormatan terhadap kearifan adat.
Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan, mulai dari tata kelola rantai pasok, kesiapan SDM, hingga peluang riset terapan lintas disiplin di lingkungan kampus. (Petrus/Artha/Ed.HH).


![]()