Warta Uncen

Menghapus Stigma, Membangun Harapan: FKUI dan FK Uncen Gelar Program Sehat untuk Penyandang Kusta di Papua

Jayapura, 30 Agustus 2025 — Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) berkolaborasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih (Uncen) menggelar kegiatan pengabdian masyarakat bertema “Menghapus Stigma, Membangun Harapan: Program Sehat untuk Penyandang Kusta di Papua.” Program ini memberikan pelayanan kesehatan bagi 200 pasien kusta. berlangsung di Gedung Terpadu Ilmu Kesehatan Uncen pada 29–30 Agustus 2025.

Kegiatan ini digarap oleh Tim Katamataku, sebuah tim lintas disiplin dari FKUI dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang berfokus pada pelayanan, penelitian, serta pengabdian masyarakat terkait penyakit kusta dan dampaknya, khususnya pada kesehatan mata, kulit, dan rehabilitasi. 

Pembukaan kegiatan dilakukan oleh Wakil Rektor I Uncen Dr. Dirk Y.P. Runtuboi, M.Kes., bersama Dekan Fakultas Kedokteran Uncen. Hadir pula secara daring Dekan FKUI yang menyampaikan dukungan penuh terhadap kerja sama lintas universitas ini.

Dalam sambutannya, Wakil Rektor I Uncen, menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi strategis ini.

“Kami sangat berterima kasih atas kehadiran dan dukungan dari FKUI beserta para mitra. Kehadiran tim medis dengan berbagai keahlian memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Papua, khususnya penyandang kusta yang masih menghadapi tantangan kesehatan dan sosial. Kami berharap program ini tidak hanya menjadi kegiatan jangka pendek, tetapi juga berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas kesehatan sekaligus menghapus stigma di masyarakat,” ungkapnya.

Sebanyak 15 orang civitas FKUI terlibat langsung dalam pelayanan, terdiri dari dokter spesialis mata, dermatologi dan venerologi, kedokteran fisik dan rehabilitasi, bedah plastik, serta THT. Turut serta pula peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis FKUI-RSCM dan dokter umum. Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari civitas akademika Fakultas Kedokteran Uncen.

Ketua Tim Katamataku, Prof. Dr. dr. Yunia Irawati, Sp.M(K)., menegaskan bahwa kusta masih menjadi tantangan besar kesehatan masyarakat di Indonesia.

“Hingga saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus baru kusta tertinggi di Asia Tenggara dan ketiga terbanyak di dunia setelah India dan Brazil. Terdapat enam provinsi yang belum mencapai eliminasi, salah satunya Papua. Kusta merupakan penyakit tua paling terabaikan yang memiliki stigma serta diskriminasi. Jika tidak tertangani dengan baik, kusta bisa berujung pada disabilitas permanen di tangan, kaki, dan mata. Inilah yang membuat kusta bukan hanya beban klinis, tetapi juga menjadi ‘penyakit sosial’,” jelasnya.

Ia menambahkan, penanganan kusta tidak cukup dari sisi medis semata.

“Permasalahan tidak dapat diselesaikan tanpa memahami proses yang terjadi di masyarakat, terutama di negara dengan pendapatan rendah dan menengah. Karena itu, tahun ini Tim Katamataku UI bekerja sama dengan Uncen, Netherlands Leprosy Relief (NLR) Indonesia, mitra lokal, IDI Wilayah Papua, dan organisasi profesi untuk mengadakan pengabdian masyarakat yang berfokus tidak hanya pada klinis, tetapi juga pada stigma kusta,” tambahnya.

Melalui kegiatan bersama ini, FKUI dan FK Uncen menegaskan komitmennya untuk terus berperan aktif dalam meningkatkan kualitas kesehatan di Papua, sekaligus memperkuat jejaring akademik dan pelayanan kesehatan lintas universitas. AA

 

Loading