Warta Uncen

Anggota Komisi I DPR-RI Bertemu Rektor Uncen

Kamis,15 Oktober 2020. Rektor Uncen didampingi Purek II dan IV dan beberapa Dekan menerima kunjungan salah satu Anggota Komisi I DPR-RI di Universitas Cenderawasih. Pertemuan berlangsung di ruang VIP Rektorat membicarakan beberapa hal mengenai keterlibatan uncen dalam mengkaji otonomi khusus dan pengembangan pendidikan di Uncen.

Yan Mandenas adalah alumni Uncen tahun 2008 yang saat ini menjadi anggota DPR-RI daerah pemilihan Papua.
Kehadiran politisi Partai Gerindra ini di Papua dalam rangka kunjungan kerja dari ruang lingkup tugas Komisi I pada bidang Pertahanan, Luar Negeri, Komunikasi dan Informatika serta Intelejen.

Berkesempatan hadir di Jayapura, Yan Mandenas berkunjung ke almamaternya untuk berdialog dengan pimpinan
universitas dan membahas beberapa hal penting seperti hasil kajian otsus yang dilakukan Univesitas Cenderawasih dan sudah diserahkan kepada pemerintah daerah. Salah satu hasil kajian tentang Pemekaran Provinsi Papua mendapat apresiasi dari Yan Mandenas, karena dirinya sudah meminta kepada Mendagri untuk menahan dulu maksud pemekaran provinsi sebab harus dimuat dulu dalam revisi Undang-Undang Otsus, ungkapnya.

Menyangkut pemekaran provinsi, Yan Mandenas sangat mengharapkan uncen dapat berperan dalam memberikan kajian-kajian akademis karena uncen dinilai merupakan salah satu perguruan tinggi negeri di Papua yang memiliki berbagai disiplin ilmu. Hal ini dapat memberikan para akademisi untuk mengkaji pembangunan di tanah Papua yang memungkinkan untuk segera dilakukan pemekaran wilayah provinsi. Lebih lanjut Yan mengatakan bahwa saat ini isu pemekaran ada Papua Selatan, Papua Pegununngan dan Papua Tengah.

Dengan pemekaran wilayah Papua maka masalah pertahanan dan keamanan juga harus diperhatikan. Menurut Yan bahwa dirinya telah melihat kondisi KODIM di Wamena yang harus menangani 18 Kabupaten dengan personil,yang sangat kurang. Bila terjadi pemekaran Provinsi maka sudah harus dipersiapkan juga beberapa KODIM baru terutama di daerah yang rawan konflik. Hal yang sama pada Kepolisian yaitu  POLRES di wilayah provinsi baru juga sudah harus dipersiapkan.

Mengenai Hubungan Luar Negeri, Yan Mandenas menyampaikan bahwa sejak dulu lulusan Uncen diperioritaskan untuk masuk di Departemen Luar Negeri untuk dipersiapkan menjadi Diplomat Muda. Namun saat ini sudah 6 tahun tidak terlihat perekrutan itu. Hal ini dikarenakan komunikasi politik yang kurang berjalan baik dari pemerintah daerah ke pusat baik ke Presiden maupun ke Menteri. Yan berharap Uncen bisa membangun komunikasi  yang lebih baik dengan pemerintah daerah untuk lulusan Uncen bisa kembali direkrut di Kementerian Luar Negeri.

Rektor Uncen Dr. Ir. Apolo Safanpo sangat berterimakasih atas kunjungan Yan Mandenas sebagai anggota DPR-RI dimana dapat melihat sendiri secara faktual keadaan almamaternya dalam pengembangan serta kendala-kendala lembaga pendidikan di Tanah Papua. Pada kesempatan ini, kami juga dapat menyampaikan hal-hal yang merupakan kebutuhan uncen dalam pengembangan pendidikan dan SDM di Papua. Kami berharap agar Yan Mandenas dapat mendorong pemerintah pusat dalam peningkatan sarana dan pra sarana pembelajaran di Uncen untuk kami dapat meningkatkan pelayan pendidikan di Papua.

Uncen memiliki kendala utama adalah daya tampung mahasiswa. Uncen hanya dapat menerima sekitar 3500 mahasiswa setiap tahunnya, kalau ada bantuan untuk pembangunan sarana dan pra sarana maka kami dapat melayani besarnya minat calon mahasiswa yang ingin kuliah di Uncen. Prioritasnya adalah gedung dan ruang kuliah, lalu kemudian tenaga pengajar yang saat ini rasionya tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa, jelas rektor.

Sebagai alumni Uncen, Yan Mandenas sangat peduli dengan almamaternya sehingga dirinya sedikit kecewa dengan kemunduran pada pembagunan fisik. Infrastruktur jalan di dalam kampus yang dilaluinya saat menuju ke gedung rektorat masih banyak yang rusak. Dengan demikian berbagai aspirasi yang disampaikan oleh rektor dan pejabat universitas akan diperjuangkan untuk dapat direalisasi termasuk pembangunan Gedung Pascasarjana yang masih belum selesai, Rumah Sakit Pendidikan Fakultas Kedokteran, beberapa gedung baru di beberapa fakultas.

Pembantu Rektor IV, Dr. Fredrik Sokoy, S.Sos., M.Sos juga menyampaikan bahwa pimpinan universitas ingin berbicara dengan menteri untuk pengangkatan tenaga edukatif. Hal ini masuk dalam pengusulan otonomi khusus, jadi pusat memberikan kesempatan kepada Uncen untuk menyiapkan anak-anak Papua yang bisa diangkat. Dimana kewenangan sepenuhnya kita yang atur, kita rekrut dan persiapkan SDM yang ada sehingga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan hanya mengeluarkan Surat Keputusan Pengangkatan. Banyak anak Papua yang lulus dengan hasil yang sangat bagus bahkan mendapat nilai sempurna baik pada Strata Satu maupun Strata Dua dan mereka ingin mengabdi di Uncen sebagai tenaga dosen. ***

(yt)

 

Loading

id_IDID