Perayaan Dies Natalis ke-63 Universitas Cenderawasih (Uncen) mencapai puncaknya melalui Upacara Khidmat yang digelar di Gedung OSIBA, tempat bersejarah berdirinya universitas tertua di Tanah Papua tersebut. Upacara dipimpin langsung oleh Rektor Universitas Cenderawasih dan dihadiri oleh para pimpinan universitas, pejabat fakultas, dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, serta tamu undangan.
Dalam rangkaian upacara, sejarah berdirinya Universitas Cenderawasih kembali dibacakan secara khusus oleh Johannes H. Krey, S.H., M.Hum, pensiunan dosen Fakultas Hukum, sebagai bentuk penghormatan terhadap para pendiri dan perintis pendidikan tinggi di Papua.
Sejarah Singkat Berdirinya Uncen
Universitas Cenderawasih didirikan pada 10 November 1962 di Kota Baru (kini Jayapura), bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan ke-17. Pendirian Uncen diatur dalam Keputusan Bersama Wakil Menteri Pertama Koordinator Urusan Irian Barat dan Menteri Perguruan Tinggi Ilmu Pengetahuan Nomor 140/PTIP/1962, dan disahkan melalui Keputusan Presiden RI Nomor 389 Tahun 1962.
Saat itu, wilayah Irian Barat masih berada di bawah administrasi United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA). Nama “Universitas Negeri Cenderawasih” dipilih oleh Presiden Soekarno atas saran Prof. Muhammad Yamin. Uncen kemudian resmi dibuka oleh Max Maramis, Wakil Kepala Perwakilan Republik Indonesia, pada 10 November 1962 pukul 20.00 WIT di Gedung OSIBA, Abepura.
Pada masa awal berdiri, Uncen memiliki empat fakultas, yaitu:
- Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
- Fakultas Hukum Ketatanegaraan dan Ketataniagaan (FHKK)
- Fakultas Pertanian dan Peternakan di Manokwari, yang kemudian menjadi Fakultas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan (FPPK)
- Lembaga Antropologi yang berdiri pada 1 Mei 1963 setingkat fakultas
Mewakili Rektor, Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum, Kepegawaian, dan Keuangan, Dr. Hans Z. Kaiwai, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas perjalanan panjang Uncen yang telah memasuki usia 63 tahun.
“Dengan pujian syukur yang mendalam, hari ini kita memperingati Dies Natalis ke-63 Universitas Cenderawasih di gedung bersejarah OSIBA. Para tokoh dan pejuang Uncen, dimotori oleh Prof. R. Soegarda Purbakawatja sebagai Rektor pertama, memiliki visi besar untuk mencerdaskan putra-putri Papua. Semangat itu tidak boleh padam,” ujarnya.
Beliau menegaskan bahwa meski Uncen menghadapi berbagai tantangan sejak berdiri hingga kini, komitmen untuk berkontribusi bagi pembangunan bangsa, khususnya masyarakat Papua, tidak pernah luntur.
Dies Natalis kali ini mengusung tema:
“Membangun Sinergitas dan Karakter Unggul untuk Mewujudkan Uncen Berdampak.”
Tema tersebut menegaskan tekad Uncen untuk menjadi pusat ilmu pengetahuan, inovasi, dan pengembangan karakter. Sinergitas menjadi kunci keterlibatan seluruh elemen kampus—dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, alumni, pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.
“Karakter unggul adalah fondasi kemajuan. Pendidikan tinggi bukan hanya membentuk pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga membentuk manusia berakhlak, berjiwa kepemimpinan, dan memiliki semangat melayani,” tambah Dr. Kaiwai.
Dalam usia 63 tahun, Uncen telah menorehkan sejumlah capaian penting, antara lain:
- Peningkatan mutu akademik dan kurikulum
- Penguatan riset dan inovasi
- Kerja sama strategis dengan berbagai mitra nasional dan internasional
- Kontribusi nyata terhadap pembangunan sumber daya manusia Papua
Ke depan, Uncen berkomitmen menjadi Impactful University, universitas yang memberikan dampak nyata melalui penelitian, pendidikan berkualitas, dan lulusan yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun global.
Di akhir sambutannya, Dr. Kaiwai menyampaikan apresiasi kepada seluruh panitia, sivitas akademika, alumni, dan mitra kerja yang telah berkontribusi dalam perjalanan Uncen.
“Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberkati setiap langkah kita dalam membangun Uncen tercinta. Selamat Dies Natalis ke-63 Universitas Cenderawasih. Jayalah selalu Uncen, untuk Papua dan Indonesia.”
F.O; P.W






![]()